22 references, page 1 of 2
1 Fatihuddin Abdul Yasin, Maulid Diba' (Surabaya: Terbit Terang, 1997), lihat juga Syarif Tamjani, Majmu'ah Mawalid (Bandung, Syirkah Ma'arif, TT), lihat juga Muhyiddin, Majmu'ah Mawalid Tsalatsah al-Musytamalah 'ala Maulidi Nabi Shalallahu'alaihi wa as-Salam Lidiba'i wa al-Burdah (Magelang: Al-Mukhtar, 1989).
2 Saifudin Zuhri, Guruku Orang-orang dari Pesantren (Yogyakarta, LKiS, 2002).
3 Kesenian ini banyak muncul di daerah-daerah agraris di pulau Jawa terutama di DIY dan Jateng, kesenian ini awalnya adalah tarian-tarian sebagai bentuk syukur kepada pencipta pasca panen. Kesenian ini juga telah banyak bersentuhan dengan pesantren-pesantren di daerah-daerah pedalaman sebagai rasa apreasiasi pesantren terhadap budaya dan kesenian lokal, seperti dilakukan oleh Pesantren Al-Qodir Cangkringan, setiap kegiatan akhiru sannah selalu menampilkan festival jathilan.
4 Ahimsa Putra, HS, Peringatan, Cobaan, dan Takdir: Politik Tafsir Bencana Merapi (Masyarakat Indonesia, XXVI,1) hal. 27-52.
5 Komarudin Hidayat, Memahami Bahasa Agama Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta, Paramadina, 1996).
7 Faqih Dalil, Aneka Bacaan Shalawat Beserta Guna dan Manfaatnya (Surabaya, Appolo,1997), hal. 13-14.
12 Muhyiddin, Op. Cit., hal. 1.
22 references, page 1 of 2