search
Include:
123 Research products, page 1 of 13

  • Publications
  • Other research products
  • Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah

10
arrow_drop_down
Relevance
arrow_drop_down
  • Open Access English
    Authors: 
    M. Abdul Wahid Ulya;
    Publisher: LPPM Universitas Jambi

    Penelitian tentang pembelajaran pendidikan agama Islam telah banyak dilakukan, namun memasukkan problematika pembelajaran microsoft team di dalamnya masih belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika yang dihadapi peserta didik melalui microsoft team saat pembelajaran pendidikan agama Islam secara daring. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan melibatkan 148 peserta didik laki-laki dan perempuan. Angket dijadikan sebagai alat pengumpulan data dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa problematika yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan microsoft team di masa daring adalah; merasa kesulitan dalam memahami materi melalui virtual meeting; kemudian terkendala sinyal dan jaringan dalam pembelajaran microsoft team; selanjutnya timbul rasa malas karena daring atau e-learning dalam pembelajaran menggunakan microsoft team; peserta didik merasa terbebani dengan tugas keagamaan yang bersifat praktik saat pembelajaran daring menggunakan microsoft team; dan yang terakhir minimnya dorongan spiritual dari pendidik dalam penggunaan microsoft team saat pembelajaran daring. Hasil penelitian ini berimplikasi pada teori “pembelajaran pendidikan agama Islam dengan microsoft team” dalam diskursus pendidikan Islam.

  • Open Access
    Authors: 
    Musaddad Harahap;
    Publisher: UIR Press

    Kebebasan akademis didefinisikan sebagai tiadanya pengekangan, hukuman, dan intimidasi berkenaan dengan pengkajian, penelitian, pengujian lisan, dan pandangan terhadap pengetahuan. Istilah bebas itu merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar yang disertai dengan rasa tunduk dan patuh kepada ruhani dengan cara mematuhi undang-undang serta hukum akhlaqiah yang telah ditetapkan oleh agama. Sedangkan akademis diartikan dengan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, bersifat ilmiah dan juga pendidikan. Walaupun demikian, kebebasan dari sudut pandang ini berarti adanya posisi aman bagi setiap orang untuk melakukan aktivitas kehidupan tanpa dibebani oleh rasa khawatir oleh tekanan dari pihak-pihak tertentu. Pendefinisian kebebasan akdemis dapat dipahami bahwa para ilmuwan dengan segala keahliannya membutuhkan suasana yang kondusif tanpa ada intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga akan memungkinkan para ilmuwan dapat mencari, menggali, berinovasi dan mengembangkan ilmu pendidikan islam, karena pada hakikatnya ilmu itu tidak lepas dari sumber Ilmu itu sendiri yaitu Allah SWT. Dengan kebebasan akademis dalam arti positif telah terbukti mampu melahirkan para ulama atau ilmuwan muslim. Ini adalah bukti nyata bahwa ajaran Islam telah mampu mendongkrak dan memotivasi penganutnya untuk dapat semaksimal mungkin mendayagunakan potensi kemanusiannya secara mandiri dan aman dari tekanan.

  • Open Access
    Authors: 
    Nurhayati, Ulmah; Muhajir, Muhajir; Iman, Fauzul;
    Publisher: UIR Press

    Upaya mitigasi bencana dapat dilakukan melalui jalur Pendidikan. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan konteks pengintegrasian wawasan mitigasi dalam materi PAI. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui pegembangan dan mengintegrasikan materi PAI berwawasan mitigasi di jenjang sekolah menengah ke dalam cakupan materi PAI yang relevan, serta mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah mix method, yaitu penelitian pustaka dan lapangan dan merupakan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah pengumpulan data pustaka dan lapangan dengan menggunakan instrumen penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengembangan materi pembelajaran PAI, dapat menambah pemahaman dan memunculkan kesadaran masyarakat khususnya bagi peserta didik, dengan pengintegrasian wawasan mitigasi ke dalam materi PAI, pendidik dan peserta didik dapat memiliki pemahaman yang cukup mengenai wawasan mitigasi bencana, untuk desain pembelajaran PAI pendidik cenderung memilih penerapan model-model pembelajaran aktif (active learning), diskusi dan demonstrasi, dengan tujuan siswa akan lebih cepat memahami dan tidak mudah lupa.

  • Open Access
    Authors: 
    null Hamdan; Muhammad Nuzli; Sitti Rahma; Fransisko Chaniago; Mohd. Norma Sampoerna;
    Publisher: UIR Press

    Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor profesionalitas guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan karakter religious siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan memawancarai dua informan penelitian yaitu guru Pendidikan Agama Islam. Data dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan karakter religious siswa yaitu melaksanakan shalat dhuha dan zuhur berjama’ah, membaca Al-Qur’an, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan menyampaikan materi ibadah praktis. Faktor pendukung adalah fasilitas musholla, kerja sama yang baik antara guru pendidikan agama Islam, majelis guru, kepala sekolah dan orang tua. Faktor penghambatnya adalah latar belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda, lingkungan bermain, teknologi, pengawasan dari orang tua. Temuan dalam penelitian ini berimplikasi pada teori profesionalitas guru pendidikan agama Islam dalam membangun karakter religious siswa

  • Open Access English
    Authors: 
    Nada Shofa Lubis;
    Publisher: UIR Press

    Pendidikan akhlak sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk kelangsungan hidup yang bertujuan untuk membangun akhlak manusia yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadits. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan terhadap pembentukan akhlak siswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 siswa dari seluruh siswa Madrasah Aliyah, dan analisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 26,9%, kompetensi guru berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 38,4%, mutu pendidikan berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 36,19%, dan lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan berkontribusi positif (49,4%) terhadap akhlak siswa di madrasah. Penelitian menyimpulkan bahwa lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan berkontribusi positif terhadap akhlak siswa di madrasah Aliyah. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan akhlak siswa di masa depan dengan menerapkan lingkungan sekolah, kompetensi guru, dan mutu pendidikan di seluruh madrasah Indonesia.

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Muammar Kadafi Siregar;
    Publisher: UIR Press

    Indonesia termasuk salah satu Negara yang mampu mempertahankan lembaga pendidikan tradisionalnya dari sentuhan modernisasi. Namun walaupun begitu pesantren tetap mendapat tantangan serius dari arus modernisasi. Tantangan itu adalah berkaitan dengan eksistensi pesantren sebagai lembaga pencetak ulama yang dihadapkan dengan tuntutan kehidupan global. Dengan pendekatan library research tulisan ini dapat menemukan bahwa sejarah pendidikan Islam di Indonesia, telah membuktikan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren dengan sistem pendidikan Islam tradisional, telah memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Pada perkembangannya pesantren mencetak tokoh-tokoh agama dan sebagai pemelihara tradisi-tradisi keislaman. Selain itu pesantren juga berkembang sebagai lembaga sosial yang terlibat dalam proses perubahan sosial politik di Indonesia. Dalam peta politik, pesantren sering kali digambarkan sebagai kekuatan penekan (pressure force) dan dalam situasi lain pesantren diposisikan sebagai kekuatan (integrating force) ketika Negara dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang dilematis, doktrin“hub al-wathon min al-iman” mengorbankan semangat patriotik ke dada setiap anak bangsa.

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Abdulloh Hadziq;
    Publisher: UIR Press

    Persoalan yang cukup krusial di berbagai kampus adalah merebaknya paham-paham radikal yang mulai menyasar mahasiswa di kampus. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran dan strategi organisasi Islam kampus dalam membendung arus paham radikal di kalangan mahasiswa IAIN Surakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomologi. Sasaran penelitian yang dipilih adalah organisai mahasiswa Islam kampus seperti PMII, HMI, IMM, dan KAMMI. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan FGD. Adapun Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data fenomenologi, yang digunakan Moustakas. Hasil penelitian ini menyatakan bahwasanya peran dan strategi organisasi mahasiswa Islam kampus yang dilakukan dalam menangkal radikalisme adalah : Pertama, Kurikulum Kaderisasi Responsif Radikalisme dengan cara memasukkan materi tentang nilai-nilai ke-Indonesiaan dan kebangsaan, mentradisikan dialog dalam setiap kegiatan. Kedua, Internalisasi nilai-nilai Islam ramah dengan cara mengkampanyekan moderasi Islam, memaksimalkan peran figure organisasi sebagai tauladan baik figure senior dalam kampus atau diluar kampus. Ketiga, Kemitraan dengan Perguruan Tinggi, berafiliasi dengan kegiatan organisasi intra yang ada di dalam kampus. Kata Kunci: Nasionalisme, Organisasi Mahasiswa Islam, Radikalisme

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Miftah Syarif;
    Publisher: UIR Press

    Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Adapun implikasi konsep Islam tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan pendidikan Islam adalah: Pertama, Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan antara qalbiyah dan aqliyah untuk dapat menghasilkan manusia intelektual dan berakhlak. Kedua, pendidikan Islam harus berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal, sehingga dapat diwujudkan bermuatan hard skill dan soft skill. Ketiga, pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami. Keempat, konsep hakekat manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam pribadi seseorang harus dapat dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju terbentuknya mentalitas insan kamil.

  • Open Access English
    Authors: 
    null Sutarno;
    Publisher: UIR Press

    Keberadaan madrasah diniyah seringkali dijadikan sebagai alasan untuk mengganti kebudayaan setempat atau yang biasa disebut kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan desain pengembangan kurikulum, menganalisis implementasi pengembangan kurikulum, dan mendeskripsikan hasil model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis kearifan lokal di Madrasah Diniyah Takmiliyah Pelem Jati Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Ditemukan bahwa pengembangan kurikulum yang dilakukan adalah dengan menambahkan muatan lokal Arab Pegon, Fasholatan, Barzanji Diba’, Yasin Tahlil dan Bahasa Jawa pada struktur kurikulum. Kurikulum juga memasukkan (a) seni hadrah, (b) kaligrafi, (c) bahasa Inggris, dan (d) muhadlarah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Mulok dan ekstrakurikuler dipilih untuk melestarikan kearifan lokal tradisi nyadran (sedekah bumi), hajad sepekan kelahiran bayi, hajad khitanan dan pernikahan, kenduri orang meninggal saat hari ke-3, 7, 40, 100, setahun, dua tahun, dan seribu hari. Penelitian ini berimplikasi pada teori eksporing kearifan lokal dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Diniyah Takmiliyah. Diharapkan banyak madrasah diniyah takmiliyah yang mengeksplor kearifan lokal sebagai dasar pengembangan kurikulum

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    M. Yusuf Ahmad; Syahraini Tambak;
    Publisher: UIR Press

    Pendidikan Agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan, berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik ialah untuk mengembangkan kreatifitas berfikir peserta didik secara aktif dan sistematis serta mendapat respon lisan dari peserta didik sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan pengetahuan baru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab ini akan menarik perhatian peserta didik dan suasana kelas menjadi aktif. Namun study pendahuluan yang penulis lakukan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Kuansing guru telah menggunakan metode tanya jawab namun peserta didik kurang merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik. Jenis penelitian korelasional, populasi dan sampel 59 orang, teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi, Perumusan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di SMP Negeri 3 Simpang Raya Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuansing. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05yaitu 0,000< 0,05, maka Ho ditolak dan tingkat hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik sebesar 0,738. Menurut interpretasi koefisien korelasi nilai 0,738 terletak pada interval 0,60-0,799 dengan kriteria tingkat hubungan kuat.

Include:
123 Research products, page 1 of 13
  • Open Access English
    Authors: 
    M. Abdul Wahid Ulya;
    Publisher: LPPM Universitas Jambi

    Penelitian tentang pembelajaran pendidikan agama Islam telah banyak dilakukan, namun memasukkan problematika pembelajaran microsoft team di dalamnya masih belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika yang dihadapi peserta didik melalui microsoft team saat pembelajaran pendidikan agama Islam secara daring. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan melibatkan 148 peserta didik laki-laki dan perempuan. Angket dijadikan sebagai alat pengumpulan data dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa problematika yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan microsoft team di masa daring adalah; merasa kesulitan dalam memahami materi melalui virtual meeting; kemudian terkendala sinyal dan jaringan dalam pembelajaran microsoft team; selanjutnya timbul rasa malas karena daring atau e-learning dalam pembelajaran menggunakan microsoft team; peserta didik merasa terbebani dengan tugas keagamaan yang bersifat praktik saat pembelajaran daring menggunakan microsoft team; dan yang terakhir minimnya dorongan spiritual dari pendidik dalam penggunaan microsoft team saat pembelajaran daring. Hasil penelitian ini berimplikasi pada teori “pembelajaran pendidikan agama Islam dengan microsoft team” dalam diskursus pendidikan Islam.

  • Open Access
    Authors: 
    Musaddad Harahap;
    Publisher: UIR Press

    Kebebasan akademis didefinisikan sebagai tiadanya pengekangan, hukuman, dan intimidasi berkenaan dengan pengkajian, penelitian, pengujian lisan, dan pandangan terhadap pengetahuan. Istilah bebas itu merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar yang disertai dengan rasa tunduk dan patuh kepada ruhani dengan cara mematuhi undang-undang serta hukum akhlaqiah yang telah ditetapkan oleh agama. Sedangkan akademis diartikan dengan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, bersifat ilmiah dan juga pendidikan. Walaupun demikian, kebebasan dari sudut pandang ini berarti adanya posisi aman bagi setiap orang untuk melakukan aktivitas kehidupan tanpa dibebani oleh rasa khawatir oleh tekanan dari pihak-pihak tertentu. Pendefinisian kebebasan akdemis dapat dipahami bahwa para ilmuwan dengan segala keahliannya membutuhkan suasana yang kondusif tanpa ada intervensi dari pihak-pihak tertentu sehingga akan memungkinkan para ilmuwan dapat mencari, menggali, berinovasi dan mengembangkan ilmu pendidikan islam, karena pada hakikatnya ilmu itu tidak lepas dari sumber Ilmu itu sendiri yaitu Allah SWT. Dengan kebebasan akademis dalam arti positif telah terbukti mampu melahirkan para ulama atau ilmuwan muslim. Ini adalah bukti nyata bahwa ajaran Islam telah mampu mendongkrak dan memotivasi penganutnya untuk dapat semaksimal mungkin mendayagunakan potensi kemanusiannya secara mandiri dan aman dari tekanan.

  • Open Access
    Authors: 
    Nurhayati, Ulmah; Muhajir, Muhajir; Iman, Fauzul;
    Publisher: UIR Press

    Upaya mitigasi bencana dapat dilakukan melalui jalur Pendidikan. Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan konteks pengintegrasian wawasan mitigasi dalam materi PAI. Penelitian ini bertujuan, untuk mengetahui pegembangan dan mengintegrasikan materi PAI berwawasan mitigasi di jenjang sekolah menengah ke dalam cakupan materi PAI yang relevan, serta mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah mix method, yaitu penelitian pustaka dan lapangan dan merupakan studi kasus. Teknik pengumpulan datanya adalah pengumpulan data pustaka dan lapangan dengan menggunakan instrumen penelitian observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengembangan materi pembelajaran PAI, dapat menambah pemahaman dan memunculkan kesadaran masyarakat khususnya bagi peserta didik, dengan pengintegrasian wawasan mitigasi ke dalam materi PAI, pendidik dan peserta didik dapat memiliki pemahaman yang cukup mengenai wawasan mitigasi bencana, untuk desain pembelajaran PAI pendidik cenderung memilih penerapan model-model pembelajaran aktif (active learning), diskusi dan demonstrasi, dengan tujuan siswa akan lebih cepat memahami dan tidak mudah lupa.

  • Open Access
    Authors: 
    null Hamdan; Muhammad Nuzli; Sitti Rahma; Fransisko Chaniago; Mohd. Norma Sampoerna;
    Publisher: UIR Press

    Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor profesionalitas guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan karakter religious siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dengan memawancarai dua informan penelitian yaitu guru Pendidikan Agama Islam. Data dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan karakter religious siswa yaitu melaksanakan shalat dhuha dan zuhur berjama’ah, membaca Al-Qur’an, kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan menyampaikan materi ibadah praktis. Faktor pendukung adalah fasilitas musholla, kerja sama yang baik antara guru pendidikan agama Islam, majelis guru, kepala sekolah dan orang tua. Faktor penghambatnya adalah latar belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda, lingkungan bermain, teknologi, pengawasan dari orang tua. Temuan dalam penelitian ini berimplikasi pada teori profesionalitas guru pendidikan agama Islam dalam membangun karakter religious siswa

  • Open Access English
    Authors: 
    Nada Shofa Lubis;
    Publisher: UIR Press

    Pendidikan akhlak sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk kelangsungan hidup yang bertujuan untuk membangun akhlak manusia yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadits. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan terhadap pembentukan akhlak siswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 siswa dari seluruh siswa Madrasah Aliyah, dan analisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 26,9%, kompetensi guru berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 38,4%, mutu pendidikan berkontribusi positif terhadap akhlak siswa sebesar 36,19%, dan lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan berkontribusi positif (49,4%) terhadap akhlak siswa di madrasah. Penelitian menyimpulkan bahwa lingkungan sekolah, kompetensi guru dan mutu pendidikan berkontribusi positif terhadap akhlak siswa di madrasah Aliyah. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan akhlak siswa di masa depan dengan menerapkan lingkungan sekolah, kompetensi guru, dan mutu pendidikan di seluruh madrasah Indonesia.

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Muammar Kadafi Siregar;
    Publisher: UIR Press

    Indonesia termasuk salah satu Negara yang mampu mempertahankan lembaga pendidikan tradisionalnya dari sentuhan modernisasi. Namun walaupun begitu pesantren tetap mendapat tantangan serius dari arus modernisasi. Tantangan itu adalah berkaitan dengan eksistensi pesantren sebagai lembaga pencetak ulama yang dihadapkan dengan tuntutan kehidupan global. Dengan pendekatan library research tulisan ini dapat menemukan bahwa sejarah pendidikan Islam di Indonesia, telah membuktikan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren dengan sistem pendidikan Islam tradisional, telah memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Pada perkembangannya pesantren mencetak tokoh-tokoh agama dan sebagai pemelihara tradisi-tradisi keislaman. Selain itu pesantren juga berkembang sebagai lembaga sosial yang terlibat dalam proses perubahan sosial politik di Indonesia. Dalam peta politik, pesantren sering kali digambarkan sebagai kekuatan penekan (pressure force) dan dalam situasi lain pesantren diposisikan sebagai kekuatan (integrating force) ketika Negara dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang dilematis, doktrin“hub al-wathon min al-iman” mengorbankan semangat patriotik ke dada setiap anak bangsa.

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Abdulloh Hadziq;
    Publisher: UIR Press

    Persoalan yang cukup krusial di berbagai kampus adalah merebaknya paham-paham radikal yang mulai menyasar mahasiswa di kampus. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran dan strategi organisasi Islam kampus dalam membendung arus paham radikal di kalangan mahasiswa IAIN Surakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomologi. Sasaran penelitian yang dipilih adalah organisai mahasiswa Islam kampus seperti PMII, HMI, IMM, dan KAMMI. Tekhnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan FGD. Adapun Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data fenomenologi, yang digunakan Moustakas. Hasil penelitian ini menyatakan bahwasanya peran dan strategi organisasi mahasiswa Islam kampus yang dilakukan dalam menangkal radikalisme adalah : Pertama, Kurikulum Kaderisasi Responsif Radikalisme dengan cara memasukkan materi tentang nilai-nilai ke-Indonesiaan dan kebangsaan, mentradisikan dialog dalam setiap kegiatan. Kedua, Internalisasi nilai-nilai Islam ramah dengan cara mengkampanyekan moderasi Islam, memaksimalkan peran figure organisasi sebagai tauladan baik figure senior dalam kampus atau diluar kampus. Ketiga, Kemitraan dengan Perguruan Tinggi, berafiliasi dengan kegiatan organisasi intra yang ada di dalam kampus. Kata Kunci: Nasionalisme, Organisasi Mahasiswa Islam, Radikalisme

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    Miftah Syarif;
    Publisher: UIR Press

    Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Adapun implikasi konsep Islam tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan pendidikan Islam adalah: Pertama, Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan antara qalbiyah dan aqliyah untuk dapat menghasilkan manusia intelektual dan berakhlak. Kedua, pendidikan Islam harus berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal, sehingga dapat diwujudkan bermuatan hard skill dan soft skill. Ketiga, pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami. Keempat, konsep hakekat manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam pribadi seseorang harus dapat dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju terbentuknya mentalitas insan kamil.

  • Open Access English
    Authors: 
    null Sutarno;
    Publisher: UIR Press

    Keberadaan madrasah diniyah seringkali dijadikan sebagai alasan untuk mengganti kebudayaan setempat atau yang biasa disebut kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan desain pengembangan kurikulum, menganalisis implementasi pengembangan kurikulum, dan mendeskripsikan hasil model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis kearifan lokal di Madrasah Diniyah Takmiliyah Pelem Jati Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Ditemukan bahwa pengembangan kurikulum yang dilakukan adalah dengan menambahkan muatan lokal Arab Pegon, Fasholatan, Barzanji Diba’, Yasin Tahlil dan Bahasa Jawa pada struktur kurikulum. Kurikulum juga memasukkan (a) seni hadrah, (b) kaligrafi, (c) bahasa Inggris, dan (d) muhadlarah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Mulok dan ekstrakurikuler dipilih untuk melestarikan kearifan lokal tradisi nyadran (sedekah bumi), hajad sepekan kelahiran bayi, hajad khitanan dan pernikahan, kenduri orang meninggal saat hari ke-3, 7, 40, 100, setahun, dua tahun, dan seribu hari. Penelitian ini berimplikasi pada teori eksporing kearifan lokal dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Diniyah Takmiliyah. Diharapkan banyak madrasah diniyah takmiliyah yang mengeksplor kearifan lokal sebagai dasar pengembangan kurikulum

  • Open Access Indonesian
    Authors: 
    M. Yusuf Ahmad; Syahraini Tambak;
    Publisher: UIR Press

    Pendidikan Agama Islam ialah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan, berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik ialah untuk mengembangkan kreatifitas berfikir peserta didik secara aktif dan sistematis serta mendapat respon lisan dari peserta didik sehingga dapat menumbuhkan minat belajar dan pengetahuan baru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab ini akan menarik perhatian peserta didik dan suasana kelas menjadi aktif. Namun study pendahuluan yang penulis lakukan pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Kuansing guru telah menggunakan metode tanya jawab namun peserta didik kurang merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik. Jenis penelitian korelasional, populasi dan sampel 59 orang, teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi, Perumusan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas VIII di SMP Negeri 3 Simpang Raya Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuansing. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05yaitu 0,000< 0,05, maka Ho ditolak dan tingkat hubungan metode tanya jawab dengan minat belajar peserta didik sebesar 0,738. Menurut interpretasi koefisien korelasi nilai 0,738 terletak pada interval 0,60-0,799 dengan kriteria tingkat hubungan kuat.

Send a message
How can we help?
We usually respond in a few hours.