Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran alasan berpacaran pada individu 18-25 tahun (emerging adulthood). Desain penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa data tematik. Pada studi ini, partisipan dipilih menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 50 orang partisipan yang merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani yang tengah menempuh mata kuliah Antropologi Budaya dengan usia 18-25 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, yang kemudian respon dari partisipan dianalisa secara tematik. Proses analisis penelitian menggunakan strategi (Strauss, 2014) dimana strategi ini dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teknik koding. Terdapat 7 tema utama yang menunjukkan upaya individu untuk menjadikan pacaran sebuah media untuk dapat diterima secara sosial, dan untuk menjadi wajar secara sosial. Ketujuh tema utama ini dapat dijelaskan sebagai sebuah upaya rasionalisasi dan pembenaran perilaku individu dalam rentang usia 18-25 tahun sebagai bentuk untuk pencarian identitas diri dan sosial agar diterima dalam kelompok teman sebaya sebagai kelompok yang menjadi referensi norma sosial
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6042&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 5 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6042&type=result"></script>');
-->
</script>
Shopaholic merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan perilaku seseorang yang tidak mampu menahan keinginan untuk berbelanja. Menggunakan pendekatan grounded theory, penelitian kualitatif ini menyoroti shopaholic yang dilakukan oleh partisipan yang berasal dari kalangan mahasiswa. Dengan prevalensi shopaholic yang besar di kalangan mahasiswa karena terkait gaya hidup dan tren antar sebayanya. Diperparah dengan dampak yang ditimbulkan oleh perilaku ini berupa uang dan waktu yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan berbelanja menjadikan fenomena ini menarik untuk dibahas. Partisipan sebagai sumber data utama pada penelitian ini ditentukan menggunakan purposive sampling dengan kriteria: mahasiswa perempuan, berusia 18-20 tahun, dan menunjukkan perilaku shopaholic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika psikologis pada pelaku shopaholic dari kalangan mahasiswa adalah kecenderungan orangtua pelaku yang menerapkan pola pengasuhan permissive dilengkapi tersedianya dukungan finansial orangtua yang berkecukupan (uang bulanan yang berlebihan) membuat mahasiswa yang bersangkutan tidak merasa bersalah atau merasa perlu untuk mengontrol perilaku shopaholic mereka.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5134&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5134&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pemahaman mahasiswa psikologi tentang konsep kohesi sosial dan harmoni. Pemahaman yang didasarkan pada pengalaman berinteraksi secara intens dengan beberapa kelompok yang lain. Pemahaman tentang kedua konstrak tersebut memungkinkan terjadinya pergeseran makna secara teoritik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Pengumpulan data menggunakan instrument open questioner yang disebarkan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam temuan penelitian terjadi ekspansi konsep kohesi sosial dengan terdiri dari kekuatan yang berlaku pada anggota suatu kelompok untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan untuk kelompok dalam kelompok kompak, anggota ingin menjadi bagian dari kelompok, mereka biasanya suka satu sama lain dan hidup rukun serta bersatu dan setia di dalam mengejartujuan kelompok.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v3i1.3679&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 1 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v3i1.3679&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian studi kasus ini memiliki tujuan mendeskripsikan reaksi psikologis dan dampak sosial psikologis sistem zonasi penerimaan siswa baru di SMK, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari wawancara terhadap seorang siswa kelas X SMK di Surabaya (yang mengalami sistem zonasi saat penerimaan siswa baru), orang tua, guru dan tokoh masyarakat (ketua RT tempat siswa tinggal). Hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek penelitian ini tidak setuju adanya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru dikarenakan dengan adanya sistem zonasi membatasi siswa-siswi yang berprestasi untuk masuk ke sekolah yang favorit atau yang diingankan, merasa kecewa karena dengan adanya zonasi beberapa pihak merasa dirugikan karena sudah meluangkan waktu untuk mengikuti les dan sudah mengeluarkan biaya supaya bisa masuk ke sekolah favorit dan itu berdampak untuk setiap individu yang terkena sistem zonasi. Kesimpulannya sistem zonasi memberikan efek psikologis pada individu karena membuat kecewa dan mengurangi keinginan untuk berprestasi setiap individu
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5147&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5147&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara penalaran moral dengan perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Jumlah partisipan sebanyak 109 mahasiwa angkatan 2014 yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Variabel penalaran moral diukur dengan skala Defining Issues Test (DIT) 1 dan variabel kecurangan akademik diukur dengan skala yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang terdiri dari kecurangan, fabrikasi, memfasilitasi ketidakjujuran akademis, dan plagiarisme. Analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman's Rho menunjukkan hasil koefisien korelasi (r) sebesar 0,003 dengan nilai signifikansi sebesar 0,489 (p kurang dari 0,05) yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara penalaran moral dan perilaku kecurangan akademik mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v4i1.2271&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v4i1.2271&type=result"></script>');
-->
</script>
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara dukungan sosial staf dan successful aging lansia yang tinggal di panti wreda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi. Partisipan adalah 26 lansia yang tinggal di panti wreda dan diperoleh melalui teknik purposif sampling. Data dikumpulkan menggunakan Successful aging Scale, dan Skala Dukungan Sosial Staf, yang telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial staf dan successful aging sebab skor r sebesar 0,842 dengan signifikansi 0,000 (p lebih kecil dari 0,05), jadi dukungan sosial staf sebagai prediktor successful aging lansia yang tinggal di panti wreda.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v5i1.5180&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v5i1.5180&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesiapan sekolah anak. Analisa dilakukan untuk mengetahui kebutuhan yang paling diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan prasekolah di kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dengan menggunakan alat tes psikologi Denver II, Bender-Gestalt II, Child Development Inventory (CDI), sedangkan data kualitatif menggunakan teknik observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah 40 anak Taman Kanak-Kanak (TK) dengan rincian 20 anak TK A dan 20 anak TK B yang terdiri dari empat TK di Kabupaten Kudus. Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah subjek penelitian terdiri dari 160 anak. Peneliti menyimpulkan dari keseluruhan data, bahwa ada perbedaan antara sekolah yang terletak di kota dan dengan sosioekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang berada di pinggiran kota. Walaupun secara kategorisasi tidak jauh berbeda, namun secara rata-rata skor tiap anak menunjukkan perbedaan.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v2i2.2673&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v2i2.2673&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan konsep diri dengan penyesuaian diri peserta pelatihan garmen di Balai Latihan Kerja Disperindag Jawa Tengah. Subjek penelitian ini berjumlah 84 orang peserta pelatihan di Balai Latihan Kerja Disperindag Jawa Tengah. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Skala Psikologi yang terdiri dari skala konsep diri dan skala penyesuaian diri dengan menggunakan teknik Constructive Realism. Adapun metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik Analisis Regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan konsep diri dengan penyesuaian diri peserta pelatihan garmen di Balai Latihan Kerja Dsperindag Jawa Tengah. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan tidak diterima.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v2i2.2674&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v2i2.2674&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebahagiaan ditinjau dari optimisme dan student engagement pada mahasiswa. Subyek penelitian ini adalah 147 mahasiswa di Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data adalah skala kebahagiaan, skala optimisme, dan skala student engagement. Diperoleh hasil koefisien korelasi dari ketiga variabel sebesar 0,292 dengan p sebesar 0,002 (p0,01) artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara optimisme dan student engagement dengan kebahagiaan. Dengan demikian hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima. Hasil koefisien korelasi antara kebahagiaan dengan optimisme r, sebesar 0,265 dengan signifikansi p 0,001 (p0.01) ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kebahagiaan dengan optimisme pada mahasiswa, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Sedangkan koefisien korelasi antara student engagementdengan kebahagiaan r, sebesar 0,206 dengan taraf signifikan p sebesar 0,006 (p0,01), hal ini menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara student engagement dengan kebahagiaan, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Sumbangan efektif variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 8,5%, sedangkan 91,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain misalnya menurut Putra dan Sudibia (2019) menyatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi kebahagiaan individu meliputi penghasilan, harapan, hubungan, iman, perilaku syukur, perilaku pro lingkungan, kesehatan, gender, modal sosial dan budaya.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6877&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6877&type=result"></script>');
-->
</script>
Masa pandemi COVID-19, praktik pembelajaran jauh (PJJ), dan transisi sekolah bisa memicu kecemasan terutama pada siswi perempuan. Kecemasan dengan intensitas sedang sampai tinggi yang bertahan pada periode yang panjang bisa mempengaruhi kehadiran siswi, kinerja, dan kehidupan sosial. Maka, dibutuhkan intervensi yang bisa membantu siswi perempuan agar bisa mengelola kecemasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur gejala kecemasan dan ketidakfleksibelan psikologis sebelum dan sesudah program Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada siswi perempuan kelas 10. Penelitian ini merupakan within subject design dengan delapan partisipan Partisipan menyelesaikan 10 sesi program ACT dan 2 kali tindak lanjut yang dilakukan pada bulan November 2020 sampai Februari 2021. Gejala kecemasan diukur dengan Beck Anxiety Inventory, sementara itu ketidakfleksibelan psikologis diukur dengan Avoidance and Fusion Questionnaire for Youth. Analisis data dengan menggunakan Friedman’s ANOVA menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara sebelum (pre), sesudah (post), serta saat tindak lanjut yang dilakukan di minggu kedua (FU1) dan keempat (FU2) sesudah program ACT dilakukan pada gejala kecemasan, X2F(3)=16.443, p=.001 dan ketidakfleksibelan psikologis, X2F(3)=21.346, p=.000. Program ACT bisa menurunkan gejala kecemasan dan meningkatkan fleksibilitas psikologis pada siswi perempuan yang memiliki gejala kecemasan di masa transisi ke SMA pada masa COVID-19
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6137&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6137&type=result"></script>');
-->
</script>
Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran alasan berpacaran pada individu 18-25 tahun (emerging adulthood). Desain penelitian kualitatif dengan menggunakan analisa data tematik. Pada studi ini, partisipan dipilih menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 50 orang partisipan yang merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani yang tengah menempuh mata kuliah Antropologi Budaya dengan usia 18-25 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, yang kemudian respon dari partisipan dianalisa secara tematik. Proses analisis penelitian menggunakan strategi (Strauss, 2014) dimana strategi ini dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teknik koding. Terdapat 7 tema utama yang menunjukkan upaya individu untuk menjadikan pacaran sebuah media untuk dapat diterima secara sosial, dan untuk menjadi wajar secara sosial. Ketujuh tema utama ini dapat dijelaskan sebagai sebuah upaya rasionalisasi dan pembenaran perilaku individu dalam rentang usia 18-25 tahun sebagai bentuk untuk pencarian identitas diri dan sosial agar diterima dalam kelompok teman sebaya sebagai kelompok yang menjadi referensi norma sosial
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6042&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 5 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.6042&type=result"></script>');
-->
</script>
Shopaholic merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan perilaku seseorang yang tidak mampu menahan keinginan untuk berbelanja. Menggunakan pendekatan grounded theory, penelitian kualitatif ini menyoroti shopaholic yang dilakukan oleh partisipan yang berasal dari kalangan mahasiswa. Dengan prevalensi shopaholic yang besar di kalangan mahasiswa karena terkait gaya hidup dan tren antar sebayanya. Diperparah dengan dampak yang ditimbulkan oleh perilaku ini berupa uang dan waktu yang tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan berbelanja menjadikan fenomena ini menarik untuk dibahas. Partisipan sebagai sumber data utama pada penelitian ini ditentukan menggunakan purposive sampling dengan kriteria: mahasiswa perempuan, berusia 18-20 tahun, dan menunjukkan perilaku shopaholic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika psikologis pada pelaku shopaholic dari kalangan mahasiswa adalah kecenderungan orangtua pelaku yang menerapkan pola pengasuhan permissive dilengkapi tersedianya dukungan finansial orangtua yang berkecukupan (uang bulanan yang berlebihan) membuat mahasiswa yang bersangkutan tidak merasa bersalah atau merasa perlu untuk mengontrol perilaku shopaholic mereka.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5134&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 0 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v6i2.5134&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pemahaman mahasiswa psikologi tentang konsep kohesi sosial dan harmoni. Pemahaman yang didasarkan pada pengalaman berinteraksi secara intens dengan beberapa kelompok yang lain. Pemahaman tentang kedua konstrak tersebut memungkinkan terjadinya pergeseran makna secara teoritik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Pengumpulan data menggunakan instrument open questioner yang disebarkan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam temuan penelitian terjadi ekspansi konsep kohesi sosial dengan terdiri dari kekuatan yang berlaku pada anggota suatu kelompok untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan untuk kelompok dalam kelompok kompak, anggota ingin menjadi bagian dari kelompok, mereka biasanya suka satu sama lain dan hidup rukun serta bersatu dan setia di dalam mengejartujuan kelompok.
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v3i1.3679&type=result"></script>');
-->
</script>
gold |
citations | 1 | |
popularity | Average | |
influence | Average | |
impulse | Average |
<script type="text/javascript">
<!--
document.write('<div id="oa_widget"></div>');
document.write('<script type="text/javascript" src="https://www.openaire.eu/index.php?option=com_openaire&view=widget&format=raw&projectId=10.24176/perseptual.v3i1.3679&type=result"></script>');
-->
</script>
Penelitian studi kasus ini memiliki tujuan mendeskripsikan reaksi psikologis dan dampak sosial psikologis sistem zonasi penerimaan siswa baru di SMK, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari wawancara terhadap seorang siswa kelas X SMK di Surabaya (yang mengalami sistem zonasi saat penerimaan siswa baru), orang tua, guru dan tokoh masyarakat (ketua RT tempat siswa tinggal). Hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek penelitian ini tidak setuju adanya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru dikarenakan dengan adanya sistem zonasi membatasi siswa-siswi yang berprestasi untuk masuk ke sekolah yang favorit atau yang diingankan, merasa kecewa karena dengan adanya zonasi beberapa pihak merasa dirugikan karena sudah meluangkan waktu untuk mengikuti les dan sudah mengeluarkan biaya supaya bisa masuk ke sekolah favorit dan itu berdampak untuk setiap individu yang terkena sistem zonasi. Kesimpulannya sistem zonasi memberikan efek psikologis pada individu karena membuat kecewa dan mengurangi keinginan untuk berprestasi setiap individu